Sunday, July 3, 2011

The Kartas

Keluarga emang sekumpulan orang yang akan selalu ada buat kita. Ga peduli seburuk apapun kita, pada akhirnya keluarga akan tetap bersatu demi sesuatu yang mengarah pada kebaikan

Manusia pada hakikatnya emang berasal dari satu pasangan, yaitu Nabi Adam AS dan Hawa. Keturunan-keturunan mereka yang saling menikah akhirnya terus mengalami perbanyakan, sampe akhirnya pertalian saudara semakin pageujeut hari demi hari. Karena itu, gue yakin dan percaya bahwa sebenarnya gue masih terkait dengan keluarga kerajaan, dimanapun itu. Dan dengan ke-sok-tahuan gue pula, gue menyimpulkan bahwa kemungkinan generasi ke-263 sebelum generasi gue lahir, anggota keluarga gue adalah seorang pria Spanyol yang tampan yang jatuh cinta sama perempuan seksi asal Itali. Karena jodoh di tangan Tuhan, akhirnya keturan si bule Spanyol-Itali itu-pun malah berjodoh dengan suku asli Indonesia (yang dalam bayangan gue warna kulitnya cokelat cenderung hitam, kusam ga jelas, singkatnya kulit dia terpapar sinar matahari sedemikian lebay). Needless to say, akhirnya lahirlah gue yang merupakan campuran berbagai bangsa, yang udah sama sekali ga bule saking campuran Endonesanya udah kebanyakan.

Percayakah lo, bahwa 2 RT yang berada di RW 3 kelurahan Pamoyanan masih terikat tali persaudaraan? Well, I think thats pretty amazing. Seru kan, kalo bisa tinggal deket sama orang yang udah ga asing lagi dalam kehidupan kita? Jadi, menurut cerita nyokap gue, kita semua berakar dari seseorang bernama Masnu,  mungkin dia lahir di abad ke-19, which is akhirnya nama Masnu itu sendiri diabadikan menjadi nama gang (berasa pahlawan) dan nama klub sepakbola kampung gue, MFC alias Masnu Family Club.

Kalo ngomongin masalah keluarga ga asik kan kalo ga ngomongin silsilah? Sebenernya, gue-pun tidak terlalu hapal sama susunan benernya, tapi menurut cerita waktu hujan -bercerita masa lalu selalu menyenangkan saat hujan- yang diceritakan nyokap dikit-dikit gue ngerti lah. Jadi setelah my great great grandfather itu menikah,  sebutlah dengan 'Aisyah' mereka dikaruniai anak bernama Hamid, setelah beranak pinak, anak pinaknya ini kemudian yang menghuni Ciranjang, jadi bisa dibilang kalau keluarga gue adalah penghuni asli daerah terpencil di salah satu sudut kaki gunung Salak. Salah satu anaknya bernama Iyum, saat menginjak usia remaja, kebiasaan yang kolot keluarga serta keadan sulit pada masa penjajahan memaksanya untuk menikah di usia muda dengan seorang lelaki bernama Karta (okay, ini sok tahu ya, gue yakin keduanya menikah purely in the name of love). Needless to say, mereka dikarunia banyak anak (entah karena keduanya terlalu produktif atau karena belum ada KB). Mari kita bahas satu persatu...

Here we go...

1. Djadja
Gue pake ejaan lama deh untuk lebih menekankan kesan senior dalam pendeskripsiannya, haha. Well, Aki Djadja adalah anak pertama pasangan Karta-Iyum, sekaligus anggota paling senior dari keluarga besar Karta yang syukurnya masih eksis di dunia, alias masih diberikan kesempatan hidup dalam keadaan sehat wal afiat. Ki Djadja punya hobi unik, yaitu bikin golek dari pelepah singkong, I guess beliau sebenarnya punya bakat dalam bidang seni mengingat keahlian beliau dalam berpantun juga patut diacungi jempol. Sebagai yang paling senior, ki Djadja hebat banget karena masih mampu jalan-jalan sore sendirian (karena sudah ditinggal sang istri sejak beberapa tahun yang lalu). Mayoritas orang jaman dulu yang punya banyak koleksi anak juga diikuti nih sama kakek dengan 17 cucu ini. Berikut daftar silsilahnya:


a. Kandi (kemungkinan besar namanya sih Sukandi), gue ga tau dia punya berapa anak, tapi setau gue dia sempat menikah 2 kali. Pertama dengan seorang perempuan (yaiyalah) bernama Yayah yang berprofesi sebagai tukang jahit sekaligus aktivis perempuan. Pasangan yang saling mencintai di masa lalu ini kemudian dikarunia 1 orang anak bernama Handi, yang sekaligus juga memberikan gue dua orang keponakan jauh bernama Dina dan kakaknya yang gue ga tau namanya siapa. Selanjutnya, mungkin di pertengahan tahun 1990an, wa Kandi kepincut perempuan dari daerah yang agak jauh dari Pamoyanan bernama Cucu yang memberikannya seorang putera bernama Fani Fadillah atau yang beken disapa Apong.
b. Unknown,

TBC!

No comments:

Post a Comment