Tuesday, February 1, 2011

And a Long Journey is End Right Now

High School years never dies ! itulah kiranya yang pantas disandang bagi siapapun yang sudah merasakannya. Banyak banget hal yang ga akan terlupakan di masa SMA, tak terkecuali masa SMA gue.

Terlahir dengan nasib agak buruk di akhir masa SMP, itulah gue. Jujur masa SMP adalah mimpi buruk buat gue. Banyak banget keceriaan yang hilang di masa itu hingga saat ujian nasional-pun tiba. Gue polos sekali waktu itu, bayangkan disaat orang-orang sibuk dengan contekan berbagai modus, gue tetap PD melangkahi hari demi hari ujian dengan modal otak yang sebenarnya-pun jauh dari kata pintar dan doa serta pasrah. Hasil usaha memang ga pernah jauh dari hasil akhirnya. Gue ga nyalah-nyalahin siapa-siapa atas kegagalan gue dalam UN SMP, gue hanya sedikit membenci diri sendiri karena ternyata NEM gue sangat tidak memadai bahkan mustahil untuk diterima di SMA Negeri manapun seantero Bogor. Pilihan terakhir jatuh pada sebuah SMA swasta yang memiliki misi untuk memabrurkan ibadah para haji di Bogor, SMA Plus YPHB.

Hari-hari awal gue di SMA ini dijalani dengan sedikit perang bathin antara "anjir, nih sekolah bentar-bentar razia....ga tenang idup...." intinya kurang nyaman lah. Tapi ternyata, masa SMA inilah yang telah membentuk karakter gue yang sebenarnya. Bahkan udah sangat membantu gue dalam pencarian jati diri dan menemukan diri gue, teman-teman dan talenta terpendam dari diri gue (sahelah).

Bayangin aja, gue baru menemukan bakat-bakat ajaib yang dulu gue ga pernah tau. Sejak kapan gue bisa nyanyi? bahkan sampe ikut kejuaraan tingkat sekolah alias lomba class meeting yang mempertemukan gue dengan peserta dari kelas-kelas sebelah hahahaha. Dan satu kesempatan menerima penghargaan sebagai wanita tercepat se-YPHB yang dianugerahkan pak Ukas.

Seiring berjalannya waktu, mental gue sedikit demi sedikit ditempa, layaknya kata-kata bung Karno tentang negara kita, "Negara kita tidak terbentuk di bawah terangnya sinar rembulan, tapi di bawah kerasnya palu godam dan bara api peperangan". Dan akhirnya, tahun terakhir-pun dimulai....

Tahun 2009-2010 adalah saksi bisu perjuangan berat untuk meraih cita-cita. Bagaimana engga, semua ilmu yang kita dapet selama 3 tahun sekolah dipertaruhkan dalam waktu 5 hari Ujian Nasional yang menjadi momok menakutkan bagi semua siswa tanpa terkecuali (mungkin engga buat yang jenius banget). Saat-saat paling merepotkan adalah masalah pembagian waktu. Semua siswa termasuk gue dihadapkan pada menumpuknya tugas dikala peperangan bathin tentang kesiapan mental, meningkatnya rutinitas les dan jam belajar yang sangat menguras otak serta kegiatan tambahan lainnya.

Puncak dari semua kegiatan menguras tenaga itu adalah saat UJIAN PRAKTEK !

Ujian praktek dari mulai PAI, Kesenian, Bahasa Jepang, Fisika, Kimia, Biologi, Penjaskes dan lain-lain. Semuanya harus dilakukan dalam waktu seminggu. Tugas tiap pelajaran kan beda ya, ada yang perseorangan ada juga yang kelompok. Yang paling seru itu kalo udah ngomongin kelompok. Nyatuin banyak kepala jadi 1 kan susah yak, apalagi anak-anak IPA 3 kan tau sendiri gimana, mami Atin aja hampir mengundurkan diri gara-gara kelakuan kita yang kalo dalam bahasa Ebi mah kaya setan lepas.

Beberapa proyek yang harus dikerjakan perkelompok adalah senam aerobik dan drama. Dua proyek ini nih yang melewati proses sangat panjang dan seru.

Senam aerobik itu dibagi jadi 2 kelompok per-kelasnya sesuai nomer absen. Pokoknya kita diwajibkan bikin gerakan senam yang sebenernya ga murni kita cari gerakannya sendiri melainkan mencari instruktur yang tepat ! Singkat cerita, dapet nih sang Instruktur, namanya tante Ony. Latihan kelompok SOP IGA (Soul Power Of IPA 3) biasanya dijadwalkan 2 kali seminggu kalo ga salah, dan harus melewati proses negosiasi dengan konsep 'siapa cepat dia dapat' sama kelompok lain yang juga di-instrukturi oleh tante Ony.

Sebenarnya sih hampir ga ada masalah di setiap latihan senam, yang terjadi paling molornya jadwal latihan karena kebiasaan ngaret-nya orang Indonesia yang sudah sangat mendarah daging. Tapi masalah datang justru disaat terdapat 2 pilihan yang mau tak mau membuat kita berada di persimpangan jalan(berlebihan tampaknya). Kita terlalu menyepelekan ujian praktek drama dan malah terus fokus dan berkutat pada latihan senam aerobik yang dianggap sulit. Hasilnya, sedikit perbedaan pendapat malah membuat sedikit perselisihan dintara kami.

Ceritanya begini...

Akbar Satya Nugraha (Abay) bukan termasuk kelompok senam gue, tapi dia sekelompok drama sama gue. Waktu kelompok senam gue ada latian pas banget dengan H-1 ujian praktek drama yang sungguh sangat tidak dipersiapkan sebelumnya--Bagaimana tidak, naskah drama baru jadi beberapa hari sebelum tampil dan meleset dari perkiraan cerita sebelumnya, latian justru dilakukan seadanya di kantin lengkap dengan riuhnya suara kantin yang membuat kita ga bisa konsentrasi latian, prahnya lagi kita sama sekali ga punya properti canggih buat perlengkapan drama yang pada akhirnya properti-pun dibuat-buat dengan menggunakan bahan-bahan yang ga masuk akal--Abay nunggu latian senam kelompok gue sampai sore karea dijanjikan akan ada latian (lamun ceuk ti dituna mah GR cenah), tapiiii ngeselinnya ternyata anak-anak merasa capek hingga akhirnya si Abay yang udah kelewat kesel nunggu kita latian berjam-jam-pun pulng dengan tangan kosong, hampa dengan sedikit amarah yang membara di dada.

Hari-H drama Bahasa Indonesia....
Jarkom-an dari sang koordinator lapangan, saudara Febrian Fahmi secara tegas menerangkan bahwa anak-anak harus berkumpul di sekolah pada jam setengah 7 pagi lengkap dengan membawa serta semua properti yang telah disepakati bersama. Hal itu dimaksudkan karena awalnya kita mau latian dulu untuk terakhir kalinya. Ternyata oh ternyata, malah gue yang cengo dateng duluan sambil bawa-bawa beberapa properti murahan bikinan sendiri, riweuh ! Tapi aku rela demi nama baik kelompok 'Permata Bertuah'. Daaaaan, drama kita berjalan tidk sesuai ekspektasi, banyak adegan yang hampir terlewatkan, dialog penuh improvisasi dan ketawa-ketiwi khas aktor dan aktris amatiran (maklum sajalah). Tapi setidaknya, kita lulus dalam ujian praktek drama, lupakanlah, hari ini kita pulang cepet saatnya ngapalin doa-doa buat praktek PAI besok.

Sampe rumah jam 11 dan gue sangat nyantai, menikmati udara segar dan sedikit merasakan kebebasan diantara penat dan tekanan ujian praktek. Gue ngatur strategi waktu itu, ngapalin malem aja, tingal ngapalin ayat-ayat dan beberapa doa yang belom gue hapal karena hampir semua yang ditulis di buku panduan praktek PAI udah gue hapal (surat-surat pendek, ayat kursi dll), cetek lah.

Malem-pun datang, tanpa basa-basi gue mulai memasang mata jeli untuk menatap lekat-lekat barisan huruf-huruf Arab yang tertulis, kembali....ekspektasi gue meleset ! hapalannya susah saja, ayat-ayat itu kombinasi yang sangat sempurna yang mampu menyulitkan saya sebagai umat islam untuk menghapalnya (gimana mau apal 30 juz kalo ayat yang agak panjangan aja gabisa -_-). Tepat jam 10 malem gue nguap dan disaat bersam menyerah dengan setumpuk doa 'ya Allah perkenankanlah hamba-Mu ini untuk bangun esok pagi dengan otak yang fresh dan mampu secara express melahap semua hapalan ini, amin'. Nyaris tanpa mimpi, gue bangun subuh-subuh dengan harapan malaikat Jibril datang dan berkata 'Iqro' dan secara mengejutkan gue dapat menghapal semua ayat-ayat tersebut. Tapi ternyata hanya Nabi Muhammadlah yang berhak mendapatkan keajaiban itu, sampai menjelang keberangkatan gue ke sekolah gue belum berhasil menghapal satu ayat-pun sama sekali. Yang keluar dari otak gue bukan hapalan ayat-ayat tapi malah perintah menangis untuk mata gue, daaaaaan disaat gue frustasi itu gue menyadari suatu kesalahan yang sangat-sangat bodoh tapi sangat menyenangkan. Tau apa? Gue baru baca tutorial tes praktek PAI, dan disitu tercetak dengan jelas kalimat 'Kumpulan ayat-ayat yang harus dibaca' woohoo, disitu gue langsung menyeka air mata dan berangkat ke sekolah dengan sejuta keyakinan bahwa 'I'll pass this test I promise'. And its happen, gue lancar-lancar aja tuh menjalani test ujian praktek PAI, paling cuma ga bisa nyebutin mad dan hukum bacaan, karena terus terang gue lupa semua pelajaran tajwid. Astagfirullah.

Terakhir ! Senam, hari yang sangat ditunggu-tunggu nih. Malem sebelum tes senam digelar gue ga bisa tidur, udah kaya anak kecil yang baru pertama kali mau jalan-jalan ke Dufan (sebenernya engga juga sih). Yang pasti ada sedikit keribetan, janjian pake sepatu putih dan lagi-lagi janjian datang ke sekolah lebih pagi buat latian terakhir, dan tadinya gue berharap kalo kali ini bener-bener latian ga kaya pas janjian latian drama kemaren.

This is D-day ! Setelah berminggu-minggu melahap materi dasar persenam-aerobikan dengan musik latar yang sungguh sangat mengharukan untuk didengar, atau lebih tepatnya akan membuat kuping yang tak terbiasa mendengar lagu-lagu remix angkot berteriak nyaring meminta si empunya suara segera menghentikan laju tape sambil menangis lirih, mengharu biru.

Eh, beneran juga nih kita latian. Sampe 2 kali malah, dan PD deh kalo minimal bakal dapet nilai 8 dan senyum sumringah dari si Babeh Ukas selaku pembimbing kelas Olahraga selama setaun terakhir. Kecewanya, kita dapet nomer undian terakhir, nomer 12, peserta terakhir dari kloter pertama penjurian senam (udah kaya audisi). Nunggu selama itu bikin kita khawatir kalo isi gerakan senam akan menguap begitu saja, sampe akhirnya kita memutuskan untuk santai saja, menikmati penampilan teman-teman sambil sesekali mengabadikan momen kebersamaan yang sebentar lagi dipastikan akan usai seiring dengan lulusnya angkatan 12.

Tapi, ada hikmahnya juga sih, kan jadinya lagu senam yang ga sempe diganti sama lagu yang lebih 'kerenan' dikit peluang didengar sama temen-temen yang hadir menyaksikan jadi sangat kecil karena mayoritas udah pada ngelayap pulang. Benar saja, pas kita tampil sebagai penutup, anak-anak udah pada menghilang, paling tinggal beberapa aja yang setia menyaksikan.

Awalnya, gue bikin kesalahan sampe akhirnya temen-temen yang di belakang-pun jadi ngikutin gerakan gue saking tegangnya. Tapi untung ga keliatan sama si Mr.Ukas. Semuanya secara keseluruhan dapet nilai B++ deh buat penampilan kali ini (PD).

Dan secara keseluruhan 3 tahun menuntut ilmu di sekolah yang beramalat di Jl.Padjajaran no.234A Bogor ini gue kategorikan sebagai outstanding. Sukses membangun kehidupan baru gue, jadi gue bisa merasakan sesuatu yang bisa disebut sebagai kelahiran baru (--"). I'll be missin all the things, guys love y'all :).

2 comments:

  1. mantaaabsss.. ternyata sarah punyanblog juga.. lanjutkan dan jangan berhenti menulis hahahaha..

    ReplyDelete
  2. Ha? Demi apa? Darimana bapak tau saya punya blog? Hahahaha saya emang suka nulis dari SD pak haha tenang aja akan saya lanjutkan hahaha

    ReplyDelete